JAKARTA, HARIANAKSARA.NET – Keluarga Besar Masyarakat Kontruksi Baja Indonesia menggelar Silaturahmi Nasional tahun 2023, dengan Tema “Sinergitas Rantai Pasok Untuk Pembangunan Nasional”. Bertempat di Birawa Assembly Hall Bidakara Hotel, Jakarta, Rabu (02/08/2023)
Hadir pada acara ini Direktur Jenderal Bina Kontruksi Kementrian PUPR, Ir. Rahman Arief Dienaputra, M.Eng, Direktur Perencanaan & Pengembangan Proyek Infrastruktur Prioritas Nasional, Drs.Sumedi Andono Mulyo, MA, Ph.D,
Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Nicodemus Daud, Direktur Utama, PT Total Solusi Konstruksi Ken Pangestu, Ketua Dewan Penasihat ISSC, Purwono Widodo, Ketua Umum Indonesian Society of Steel Construction (ISCC) Budi Harta Winata, serta tamu undangan lainnya.
Direktur Perencanaan & Pengembangan Proyek Infrastruktur Prioritas Nasional Drs.Sumedi Andono Mulyo, MA, Ph.D, ditemui awak media usai mengisi acara Talk Show di acara pembukaan Silatnas ISSC 2023 menyampaikan beberapa hal terkait kehadirannya di Acara Silatnas ISSC 2023.
“Yang pertama Bappenas menyusun rencana pembangunan kerja jangka panjang nasional dan rencana kerja pembangunan jangka menengah nasional, intinya menekankan kepada proses transformasi sosial, ekonomi dan ekologi, dalam proses transformasi itu pembangunan infrastruktur menjadi sangat penting sebagai pondasi sebagai transformasi pembangunan ekonomi Indonesia, “ungkap Sumedi saat ditemui di Jakarta, Rabu (02/08/2023).
Lebih lanjut, Sambung Sumedi, Kebutuhan untuk rantai nilai pariwisata maka infrastruktur menjadi sangat penting oleh sebab itu pembangunan infrastruktur kontruksi baja itu akan menjadi sangat penting dalam mendukung transformasi Indonesia Emas 2045.
Menurut Sumedi, Dalam proses itu kolaborasi Bappenas bersama kementerian, Pelaku usaha, Perguruan tinggi dan juga masyarakat menjadi penting oleh sebab itu forum ini sangat penting untuk pertama, mengidentifikasi permasalahan dan sosialisasi lima tahun kedepan. Berdasarkan identifikasi itu Bappenas menyusun rencana kebijakan dengan program infrastruktur kedepan.
“Berdasarkan itu kita juga bisa menghitung berapa kebutuhan baja, semen, bahan baku dan sebagainya
semua itu akan terkait dengan komunikasi dan kolaborasi pemerintah dan pelaku usaha, ” ujar Sumedi.
Harapan kami dari forum ini ada masukan terhadap perbaikan kebijakan terutama pendekatan berbasis wilayah, misalnya kontruksi baja di Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Sulawesi, Kalimantan, Sumetera dan Jawa, itu kebutuhannya berapa dan masukan apa saja yang di perlukan, kita berharap masukan rekomendasi lima tahun kedepan itu bisa dirumuskan dari hasil Silatnas ini, “pungkasnya.