JAKARTA, HARIANAKSARA.NET – Dalam rangka merayakan Hari Ibu, Bundo Kanduang DKI Jakarta berkolaborasi dengan Kesbangpol DKI Jakarta menggelar acara bertajuk Gebyar Bhinneka Tunggal Ika. Acara yang berlangsung pada 6-8 Desember 2024 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, mengangkat tema “Serasi dalam Keberagaman, Harmoni dalam Kebhinekaan.” Acara ini bertujuan untuk menampilkan keberagaman budaya Indonesia dalam suasana yang penuh keharmonisan dan mempererat tali persaudaraan antarwarga.
Suherni Syam, S.E., Ketua Bundo Kanduang DKI Jakarta sekaligus Ketua Pelaksana acara, dalam wawancara dengan media, menjelaskan bahwa acara ini merupakan wujud kepedulian dan upaya untuk memperkenalkan seni dan budaya Indonesia kepada masyarakat, terutama generasi muda. “Kami ingin mengangkat seni dan budaya nusantara, serta memberdayakan pelaku UMKM dan anak-anak seniman di sekitar kita. Kami berharap acara ini dapat memberi ruang bagi mereka untuk berkarya dan memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia,” ujar Suherni.
Selain itu, Suherni menambahkan bahwa Gebyar Bhinneka Tunggal Ika bukanlah acara komersial, melainkan acara yang dikelola secara swadaya dengan tujuan untuk memperkenalkan seni dan budaya Indonesia. Ia juga menekankan pentingnya melibatkan pelaku UMKM dan seniman lokal sebagai bagian dari acara ini. “Acara ini adalah kesempatan bagi pelaku UMKM dan seniman untuk menampilkan karya mereka. Kami tidak hanya ingin merayakan Hari Ibu, tetapi juga merayakan keberagaman yang ada di Indonesia,” jelas Suherni.
Pada acara ini, berbagai lomba dan pertunjukan budaya akan digelar, termasuk lomba mewarnai untuk anak-anak TK, lomba menari untuk siswa SLTP, serta fashion show yang melibatkan peserta dari berbagai kalangan. Puncaknya, akan ada pagelaran seni budaya yang menampilkan tari-tarian tradisional dari berbagai daerah di Indonesia. Kegiatan ini diharapkan dapat mengenalkan seni dan budaya Indonesia kepada generasi muda, serta memberikan edukasi tentang pentingnya keberagaman dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu tujuan dari acara ini adalah untuk melibatkan anak-anak sekolah agar mereka dapat memahami dan mengenal lebih dekat beragam seni dan budaya Indonesia. Suherni mengungkapkan, “Kami berharap anak-anak tidak hanya belajar seni dan budaya dari buku saja, tetapi juga dapat melihat langsung bagaimana tari Minang atau tari Bali itu, misalnya. Inilah cara terbaik untuk menumbuhkan kecintaan mereka terhadap budaya bangsa,” tuturnya.
Namun, di balik keberhasilan acara ini, ada tantangan besar yang dihadapi oleh para pelaku seni dan budaya, khususnya dalam mencari dukungan dan sponsor. Menurut Suherni, meskipun acara ini didukung oleh beberapa pihak, seperti Bank DKI, pencarian sponsor untuk acara sebesar ini tetap menjadi hambatan yang cukup signifikan. “Di Jakarta, mencari sponsor itu tidak mudah. Kami berharap ada dukungan lebih dari pemerintah dan pihak-pihak terkait agar acara ini bisa terus berlangsung dan berkembang di masa depan,” tambahnya.
Dengan berbagai kegiatan yang diadakan selama tiga hari, acara ini tidak hanya menjadi ajang untuk merayakan Hari Ibu, tetapi juga sebagai wujud nyata dari semangat kebhinekaan yang ada di Indonesia. Semoga Gebyar Bhinneka Tunggal Ika ini dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk merayakan keberagaman dengan penuh rasa hormat dan toleransi.
Harapan besar dari Suherni dan seluruh pihak yang terlibat adalah agar acara serupa dapat terus berkembang dan mendapat dukungan nyata dari pemerintah serta masyarakat. “Kami ingin acara ini tidak hanya berhenti di sini, tetapi dapat terus menjadi sarana untuk memperkenalkan seni dan budaya Indonesia ke seluruh lapisan masyarakat, khususnya kepada generasi muda,” tutupnya.